Peluang usaha pertanian budidaya ikan secara umum meliputi tiga subsistem pemeliharaan, yaitu kegiatan pembenihan, pendederan dan pembesaran. Pembenihan merupakan kegiatan pemeliharaan induk untuk menghasilkan telur sampai dengan larva. Pendederan merupakan kegiatan pemeliharaan ikan ukuran tertentu dari hasil pembenihan sebelum dipelihara di tempat pembesaran. Sedangkan pembesaran merupakan pemeliharaan ikan ukuran tertentu dari hasil pendederan sampai menghasilkan ikan ukuran konsumsi.
Kegiatan pembesaran ikan berdasarkan penggunaan lahan serta kepadatan ikan yang dibudidayakan dibagi dalam :
1. Pembesaran secara ekstensif
kegiatan pembesaran ikan dilakukan pada area yang relatif luas dengan padat penebaran yang rendah. Padat penebaran merupakan jumlah ikan per meter yang dipelihara dalam suatu tempat. Pemeliharaan secara ekstensif tidak tergantung pakan yang diberikan tetapi lebih banyak mengandalkan pakan alami yang ditumbuhkan melalui proses pemupukan. Pada umumnya kondisi lingkungan tidak banyak berubah.
2. Pembesaran secara intensif
ciri utamanya adalah padat penebaran tinggi, pemberian pakan lengkap dan kontinyu serta dilakukan pengontrolan lingkungan yang baik. Pembesaran ikan secara intensif memungkinkan diperoleh hasil produksi ikan dalam jumlah maksimum meskipun areal yang digunakan tetap.
Jenis ikan yang dapat dipilih dalam usaha pembesaran ikan dapat berupa ikan herbivora, omnivora maupun karnivora. Jenis ikan herbivora antara lain ikan tawes, gurami dan nilem. Jenis ikan omnivora antara lain ikan karper, bawal air tawar, mujair dan nila. Sedangkan jenis ikan karnivora yang sering dibudidayakan antara lain ikan lele, gabus dan belut.
Usaha pembesaran ikan berdasarkan keterkaitan dengan jenis ikan lainnya dibagi dalam dua tipe, yaitu:
1. Pembesaran ikan secara monokultur
Usaha pembesaran ikan secara monokultur merupakan usaha memelihara spesies ikan sejenis dalam suatu tempat tertentu. Usaha monokultur hanya menghasilkan satu jenis ikan ketika panen tetapi paling banyak dipilih oleh para pembudidaya. Hal ini karena beberapa keuntungan yang dapat dicapai pada pembesaran monokultur yaitu ukuran yang relatif seragam, pertumbuhan ikan relatif cepat serta dapat diusahakan secara intensif.
2. Pembesaran ikan secara polikultur
Usaha pembesaran secara polikultur merupakan usaha memelihara beberapa spesies ikan secara bersama-sama untuk mengefektifkan penggunaan ruang tumbuh dan lingkungan kolam secara keseluruhan.
Keuntungan dari tipe pembesaran ini adalah dapat dihasilkan berbagai jenis ikan sekali panen. Namun demikian pada umumnya membutuhkan waktu yang relatif lama serta ukuran ikan yang tidak seragam. tipe pembesaran ikan ini tidak cocok apabila diterapkan pada sistem pembesaran secara intensif.
Peluang usaha pertanian pembesaran ikan akan berhasil dengan baik apabila memenuhi syarat tempat hidup ikan yang dipelihara. Usaha pembesaran ikan akan optimal apabila lingkungan pemeliharaan dapat dibuat semirip mungkin dengan habitat alaminya. Secara umum tempat pembesaran ikan harus memenuhi persyaratan fisik dan kimia air sesuai standar tertentu tergantung jenis ikan.
Persyaratan fisik dan kimia yang paling penting dalam usaha pembesaran ikan :
1. Temperatur air
Kisaran temperatur yang dapat ditoleransi ikan berbeda-beda menurut spesiesnya. Pada daerah subtropis, ikan salmon dapat tumbuh baik pada temperatur antara 6-180C. Apabila temperatur naik hingga mencapai 200C maka ikan salmon menjadi tidak dapat berkembang dengan normal. Pada suhu tersebut nafsu makan berkurang sehingga ketahanan tubuh ikan salmon menurun, tidak dapat hidup lebih lama, mudah terserang penyakit dan menderita stress.
Temperatur juga sangat berpengaruh pada ikan yang hidup di daerah tropis. Jenis ikan yang hidup di daerah tropis tidak akan bertahan lama apabila dipelihara pada suhu dibawah kisaran normal perairan tropis. Apabila suhu dibawah 180C maka nafsu makan ikan akan menurun drastis, ikan menjadi stress, ketahanan tubuh menurun sehingga mudah terserang penyakit.
Temperatur air pada umumnya dapat berubah-ubah dalam kisaran musiman maupun harian. Perubahan temperatur atau fluktusasi temperatur harian terjadi karena pemanasan oleh sinar matahari pada siang hari dan pendinginan pada malam hari. Akibatnya suhu pada pagi hari sangat berbeda dengan siang hari menjelang sore dimana perairan mendapat sinar matahari penuh sepanjang hari. Perbedaan suhu yang terlalu tajam antara siang hari dan malam hari sangat membahayakan ikan terutama pada ikan bersisik yang hidup didaerah tropis. Ikan gurami termasuk yang paling rawan diantara ikan konsumsi lainnya. Ikan gurami yang dibudidayakan sebagian besar mengalami serangan penyakit serta jamur pada saat pergantian musim. Hal ini terjadi karena fluktuasi temperatur antara siang dan malam hari sangat tinggi. Pada siang hari temperatur naik karena terkena sinar matahari secara langsung sepanjang hari. Sedangkan pada malam hari suhu sangat dingin hingga jauh dibawah rata-rata normal suhu perairan tropis. Ikan peliharaan dapat menurun kondisi tubuhnya sehingga mudah terserang jamur dan parasit. Kematian ikan banyak terjadi pada ikan yang berukuran kecil maupun ikan yang sudah siap panen.
Upaya untuk mengendalikan atau menghindari kegagalan usaha pembesaran ikan akibat fluktuasi temperatur antara lain :
Menebar ikan sesuai musim
Sangat tidak dianjurkan menebar ikan pada saat terjadi pergantian musim karena fluktuasi temperatur yang tajam. Penebaran ikan di kolam pembesaran berpengaruh pada ikan karena pergantian tempat hidupnya. Proses penebaran ikan dalam lingkungan yang baru tersebut dapat mengakibatkan ikan menjadi stress. Terlebih lagi apabila tiba-tiba mengalami perubahan temperatur yang sangat tajam pada saat pergantian musim. Akibatnya ikan mudah terserang penyakit sehingga sering terjadi kematian masal benih yang baru ditebar.
Menebar ikan pada saat siap tebar
Umur ikan yang siap ditebar untuk usaha pembesaran berbeda-beda tergantung spesies ikan. Secara umum ikan dapat ditebar setelah melewati masa akhir larva atau memasuki periode juvenil. Juvenil merupakan bentuk ikan yang sudah menyerupai ikan dewasa tetapi belum mengalami usia reproduksi. Semakin besar ukuran ikan maka ketahanan tubuh semakin meningkat sehingga angka kematian semakin berkurang. Namun demikian usaha pembesaran disesuaikan dengan besarnya modal serta prediksi waktu panen yang akan dicapai.
Menggunakan penstabil temperatur (termostat)
Apabila diperlukan terutama apabila banyak terjadi kematian ikan akibat suhu yang ekstrim (terlalu dingin). Termostat menjaga temperatur stabil sesuai dengan derajad yang diinginkan. Kapasitas termostat yang digunakan disesuaikan dengan ukuran kolam pembesaran. Namun demikian untuk ukuran kolam yang luas penggunaan termostat tidak ekonomis karena banyak menyerap tenaga listrik.
Menjaga kebersihan kolam dengan cara memberi filter tambahan pada saluran pemasukan air.
Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan bibit penyakit, parasit serta hama yang dapat menyerang pada saat kondisi ikan lemah.
Memperdalam kolam tanah. Ketinggian air berperan penting dalam menstabilkan temperatur antara siang dan malam hari. Ketinggian air yang terlalu dangkal akan mengakibatkan flultuasi suhu siang dan malam sangat tajam.
2. Kandungan Oksigen terlarut (DO)
Kandungan oksigen terlarut menjadi faktor penentu keberhasilan usaha pembesaran pada beberapa jenis ikan. Udang termasuk jenis ikan yang sangat rentan terhadap kandungan oksigen rendah. Sedangkan pada ikan lele serta gurami tahan terhadap kandungan oksigen rendah karena dapat mengambil oksigen secara langsung dari udara.
Kandungan oksigen terlarut dapat ditingkatkan melalui:
• Pemberian aerator.
Pemberian aerator dapat dilakukan pada kolam pembesaran yang tidak terlalu luas. Kolam yang luas dapat menggunakan kincir putar yang dapat menambah kandungan oksigen terlarut secara optimal. Kincir putar banyak digunakan dalam usaha pembesaran udang dan bandeng.
• Dengan sistem resirkulasi.
Sistem resirkulasi dapat diterapkan pada kolam berukuran kecil. Air yang keluar diproses dalam filter khusus dan dimasukkan kembali ke dalam kolam. Filter tersebut dapat berupa filter mekanik, kimia serta biologis. Aliran air selama melewati berbagai filter mempunyai peluang besar kontak dengan oksigen sehingga terjadi difusi oksigen ke air yang akan menambah kandungan oksigen terlarut
3. Kandungan amonia dalam perairan
Kandungan amonia berkaitan dengan padat penebaran ikan serta aliran air. Padat penebaran yang terlalu tinggi akan memicu penumpukan amonia dalam perairan. Amonia bersifat racun bagi ikan. Dalam kadar yang sangat sedikit pun dapat meracuni ikan yang dipelihara dalam kolam pembesaran. Kandungan amonia dapat berkurang apabila padat penebaran dikurangi serta aliran air yang lancar ke dalam kolam.
4. PH atau derajad keasaman
Derajad keasaaman berkaitan dengan kondisi kesehatan ikan. Apabila pH terlalu menurun atau naik diatas kisaran netral maka dapat menurunkan kesehatan ikan. akibatnya nafsu makan ikan terganggu sehingga pertambahan berat badan ikan tidak cepat.
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM USAHA PEMBESARAN IKAN:
1. Pemilihan jenis ikan yang dibudidayakan
Tidak semua jenis ikan cocok dipelihara di suatu tempat tergantung jenis ikan serta kondisi lingkungan sekitarnya. Jenis ikan yang akan dipelihara menentukan keberhasilan usaha pembesaran. Usaha pembesaran akan berhasil dengan baik apabila menggunakan jenis ikan yang :
- tahan terhadap cuaca sekitarnya
- memiliki laju pertumbuhan yang tinggi
- dapat mengkonsumsi makanan buatan yang diberikan
- dapat dipelihara secara berkelompok (tidak kanibalisme)
- ketahanan penyakit tinggi
2. Bernilai ekonomis tinggi
Ikan yang bernilai ekonomis tinggi lebih menguntungkan serta membutuhkan luas lahan yang lebih kecil.
3. pemilihan benih yang berkualitas
Agar usaha pembesaran ikan dapat berhasil maka benih yang akan digunakan harus mempunyai kualitas baik. Benih ikan dapat diperoleh dari tangkapan di alam maupun hasil produksi usaha pembenihan ikan. Produksi benih dapat dilakukan melalui pemijahan buatan atau induce breeding (kawin suntik) dengan menggunakan kelenjar hipofisa ikan mas atau hormon gonadotropin yang di impor dengan nama dagang Ovaprim.
Benih yang berkualitas pada umumnya mempunyai ciri ukuran seragam, agresif serta tidak cacat.
4. Kepadatan ikan dioptimalkan sesuai daya batas lingkungannya
Kegiatan pembesaran ikan sangat dipengaruhi oleh tingkat kepadatan ikan. Jumlah organisme yang dapat dipelihara dalam suatu tempat disebut sebagai carrying capacity. Apabila kepadatan atau padat tebar ikan terlalu tinggi akan menimbulkan banyak resiko. Resiko sangat tinggi bila dilakukan pada jenis ikan bersisik seperti gurami, nila, mujair, tawes, nilem dan sebagainya. Padat tebar yang terlalu tinggi akan memicu kematian ikan karena rentan terhadap serangan penyakit, kadar amonia tinggi serta dapat memicu luka fisik karena gesekan antar ikan. Sedangkan padat tebar yang terlalu rendah akan mengakibatkan pemanfaatan lahan yang tidak efektif sehingga merugikan usaha pembesaran. Kerugian disebabkan oleh tingginya biaya sewa lahan yang tidak sesuai dengan hasil panen. Padat tebar yang ideal adalah pada beberapa jenis ikan bersisik berkisar antara 5-10 ekor per m2. carrying capasity tersebut berhubungan erat dengan jenis ikan yang dibudidayakan, kandungan oksigen dalam air, amonia terlarut serta aliran atau debit air.
5. Permintaan stabil atau cenderung naik
Permintaan ikan yang konstan atau cenderung naik berdampak pada kepastian hasil usaha pembesaran serta memudahkan dalam memprediksi keuntungan.
6. Mudah diusahakan
Usaha pembesaran ikan dipilih pada jenis ikan yang tidak membutuhkan persyaratan spesifik seperti DO, lahan yang luas dan sebagainya.
7. Pemilihan lokasi yang cocok serta pengelolaan kualitas air secara intensif
Dalam usaha pembesaran ikan persyaratan lokasi yang harus dipenuhi untuk mencapai produksi yang menguntungkan meliputi sumber air, kualitas air dan tanah serta kuantitas air. Kriteria persyaratan tersebut berbeda tergantung daripada sistem budidaya yang digunakan. Sebelum menetapkan lokasi usaha, selain harus memenuhi persyaratan tersebut perlu pula dipastikan kelayakan lokasi budidaya ditinjau dari segi gangguan alam, gangguan pencemaran, gangguan predator, gangguan keamanan dan gangguan lalu lintas angkutan air.
Sumber air
Sumber air dapat berasal dari saluran irigasi teknis, sungai atau air tanah yang berasal dari sumur biasa atau pompa. Pembesaran ikan air tawar pada umumnya tidak memerlukan sumber air yang senantiasa mengalir sepanjang waktu, namun untuk pembenihan kondisi airnya harus bersih. Pada ikan tertentu seperti bawal air tawar, nila dan nilem membutuhkan air yang terus mengalir agar pertumbuhannya optimal.
Kualitas air
Kualitas air yang kurang baik dapat menyebabkan ikan mudah terserang penyakit. Kualitas air meliputi sifat kimia air, biologis air dan sifat fisika air. Sifat kimia air terutama kandungan oksigen (O2), karbondioksida (CO2), pH, zat-zat beracun dan kekeruhan air. Sifat biologis terutama adalah kandungan plankton sebagai makanan alami ikan. Sedangkan sifat fisika air terutama suhu, kekeruhan dan warna.
Ikan gurami dan lele termasuk jenis ikan yang tahan terhadap kekurangan oksigen di dalam air dan apabila air kekurangan oksigen ikan tersebut dapat mengambil oksigen dari udara.
Pada usaha budidaya intensif kandungan oksigen yang diperlukan adalah minimal 5 ppm, sedangkan kandungan karbondioksida kurang dari 5 ppm. Alat yang digunakan untuk mengukur kandungan oksigen dan karbondioksida adalah water quality test kit atau alat pengukur kualitas air.
Nilai pH yang normal bagi kehidupan ikan adalah 7 (skala pH 1-14) atau netral, pH air dapat meningkat pada siang hari dan menurun pada malam hari akibat berlangsungnya fotosintesa. Alat yang digunakan untuk mengukur keasaman air adalah kertas lakmus.
Zat beracun yang berbahaya bagi kehidupan ikan adalah amoniak. Batas konsentrasi kandungan amoniak yang dapat mematikan kehidupan ikan adalah > 0,3 mg/liter air.
Kekeruhan air dapat mempengaruhi cahaya matahari yang masuk ke dalam air. Kekeruhan disebabkan karena berbagai partikel seperti lumpur, bahan organik, sampah atau plankton. Kekeruhan yang baik adalah disebabkan oleh plankton. Alat yang digunakan untuk mengukur kekeruhan air adalah sechi disk. Kategori kekeruhan air adalah sebagai berikut :
1. 1 - 25 cm Air keruh, dapat disebabkan oleh plankton dan partikel tanah >
2. 25 - 50 Optimal (plankton cukup)
3. 50 Jernih (plankton sedikit)
Kuantitas air
Debit air yang dibutuhkan untuk usaha pembesaran ikan berbeda-beda. Pengetahuan tentang debit air akan memberikan keuntungan karena dapat mengoptimalkan penggunaan air. Ada 2 cara pengukuran debit air, yaitu secara langsung dengan meletakkan ember di pintu air yang masuk dan secara tidak langsung pada saluran air yang masuk ke kompleks perkolaman. Rumus pengukuran debit air secara langsung adalah volume air dibagi waktu (menit/detik), sedangkan secara tidak langsung adalah (lebar saluran x kedalaman air x panjang saluran) dibagi waktu.
Tanah
Tanah yang cocok untuk budidaya ikan air tawar pada umumnya adalah tanah liat atau lempung berpasir dan tidak poreus. Jenis tanah ini dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat dinding kolam atau pematang.
8. Pemilihan jenis, kualitas dan kuantitas pakan
Pakan selalu mendapat perhatian yang serius karena pakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan berat ikan. Penyediaan pakan merupakan bagian terbesar dari biaya operasional dalam pembesaran ikan. pakan yang dipilih harus mempunyai kandungan protein tinggi sehingga dapat dicapai pertumbuhan ikan optimal. Pakan yang berkualitas baik akan meningkatkan rasio pakan.
Penggunaan pakan ikan dipilih yang mempunyai tingkat FCR tinggi. FCR singkatan dari food convertion ratio atau perbandingan antara pakan yang diberikan dengan pertambahan berat badan ikan yang diperoleh.
9. Pengendalian pencemaran
Lokasi budidaya ikan di sungai dan rawa sangat rawan terhadap pencemaran air. Pencemaran air terutama terjadi pada puncak musim kemarau dan awal musim penghujan. Pencemaran dapat terjadi karena :
• Proses pembusukan akar-akar/tumbuhan yang menyebabkan air cenderung bersifat asam dan biasanya terjadi di daerah rawa pada awal musim hujan.
• Pencemaran bahan-bahan kimia dan energi dari limbah pabrik serta lahan pertanian.
• Pencemaran oleh limbah domestik/rumah tangga.
10. Pelaksanaan kontrol lingkungan yang intensif
Kontrol lingkungan yang efektif terutama pengendalian hama, penyakit serta parasit ikan. Pembesaran ikan yang dilakukan di alam terbuka kemungkinan besar akan mengalami serangan hama atau predator. Hama atau predator yang sering menyerang ikan terutama yang masih berukuran kecil adalah katak, biawak, ular air, kura-kura dan burung. Cara pemberantasan yang efektif adalah dengan membunuh, memasang perangkap, memasang umpan beracun dan membersihkan areal pemeliharaan dari rumput atau semak yang menjadi sarang predator.
Serangan hama pada umumnya lebih banyak terjadi pada pendederan dan pembesaran karena kegiatan tersebut dilakukan di alam terbuka, sedangkan pembenihan dilakukan di ruangan tertutup. Hama ikan pada umumnya berukuran lebih besar dan bersifat memangsa (predator), sehingga secara fisik mudah dikenali. Hama merupakan organisme pengganggu yang dapat memangsa, membunuh dan mempengaruhi produktivitas ikan baik secara langsung maupun secara bertahap.
Hama dan penyakit merupakan salah satu penyebab kerugian atau bahkan kegagalan panen dalam kegiatan pembesaran ikan. Tingkat kerugian oleh hama biasanya tidak sebesar kerugian akibat penyakit. Untuk mengatasi hama dan penyakit maka pencegahan merupakan tindakan yang paling efektif dibandingkan dengan pengobatan.
a. Hama
Hama biasanya datang dari luar melalui aliran air, udara atau darat. Hama yang menyerang ikan pada kolam pembesaran antara lain : ular, belut, katak, ikan gabus, manusia. Untuk mencegah serangan hama dapat dilakukan dengan pengeringan dan pengapuran kolam sebelum digunakan serta dengan pemasangan saringan pada pintu pemasukan air agar hama tidak masuk
1. Ular.
Cara pencegahannya dengan :
- Menjaga kebersihan lingkungan kolam. Ular tidak menyukai tempat-tempat yang bersih
- Membuat pematang dari beton atau tembok. Ular tidak dapat bersarang atau melalui pematang tembok
- Melakukan pengontrolan pada malam hari. segera menemukan jika ada serangan serta langsung dibersihkan (dibuang)
2. Belut.
Cara pencegahan :
- Sebelum diolah, kolam digenangi air setinggi 20-30 cm kemudian diberi obat pembasmi hama berupa Akodan dengan dosis rendah, berkisar antara 0,3-0,5 cc/m3 air.
- Setelah diberi pembasmi hama, kolam dibiarkan selama dua hari hingga belut mati. Selanjutnya kolam dikeringkan dan diisi air baru.
3. Ikan Gabus.
Cara pencegahan :
- Memasang saringan di pintu pemasukan air kolam
- Mempertinggi pematang kolam agar ikan gabus dan ikan lainnya dari saluran atau kolam lain tidak dapat meloncat ke kolam budidaya.
4. Katak.
Cara pencegahannya :
- Memasang saringan di pintu pemasukan air kolam
- Tidak melepas benih dalam ukuran yang sangat kecil
- Melakukan pengontrolan kolam budidaya secara teratur
5. Manusia
b. Penyakit
Penyakit merupakan organisme yang hidup dan berkembang pada tubuh ikan sehingga menyebabkan kesehatan ikan terganggu. Faktor yang menyebabkan penyakit dapat menyerang ikan :
1. Adanya patogen
2. Kesehatan ikan yang buruk
3. Kondisi lingkungan yang tidak sehat.
Beberah hal yang dapat dilakukan untuk mencegah serangan penyakit :
1. Kolam dikeringkan dan dikapur sebelum pemeliharaan. Hal ini dilakukan untuk memotong siklus hidup penyakit
2. Kondisi lingkungan harus tetap terjaga agar kebersihan dan kualitas air baik.
3. Pakan tambahan yang diberikan harus sesuai dengan dosis. Pakan berlebih dapat mengakibatkan penyakit dan keracunan (amonia)
4. Penanganan saat panen harus baik dan benar. Hindarkan luka fisik pada tubuh
5. Hindari masuknya binatang pembawa penyakit seperti burung, siput, keong mas dll.
11. Pemanenan hasil
Pemanenan ikan dapat dilakukan setelah ikan peliharaan mencapai ukuran konsumsi. Ukuran konsumsi untuk setiap jenis ikan berbeda-beda sehingga waktu panen juga berbeda-beda untuk spesies ikan yang berbeda. Ikan gurami membutuhkan waktu hingga 1-1.5 tahun untuk mencapai ukuran konsumsi sebesar 1 Kg/ekor. Sedangkan ikan nila, tawes, bawal air tawar dapat mencapai ukuran konsumsi setelah 3 bulan pemeliharaan. Ikan lele dapat mencapai ukuran konsumsi setelah 2 bulan pemeliharaan secara intensif.
Kegiatan pemanenan dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Panen secara bertahap
Panen bertahap dapat dilakukan melalui seleksi ukuran. Ikan yang masih kecil atau belum mencapai ukuran produksi dibiarkan di kolam pemeliharaan. Seleksi dilakukan pada ukuran besar yang seragam. Panen bertahap dapat dilakukan pada satu kolam besar atau dengan cara membuat petakan-petakan kolam kecil.
Pemanenan secara bertahap jarang dilakukan pada kolam yang berukuran besar. Selain menyulitkan proses penyeleksian berdasarkan ukuran ikan, juga dapat merugikan. Ikan yang tertangkap dan tidak lolos seleksi akan dikembalikan lagi ke kolam. Ikan yang tertangkap tersebut biasanya mengalami kerusakan fisik seperti hilangnya sisik, luka pada kulit dan beberapa tekanan fisik lainnya yang dapat menyebabkan ikan menjadi stress. Ikan yang stress dan terluka akan mudah terserang penyakit. Tidak heran biasanya pasca seleksi ukuran banyak ikan yang mati di kolam besar.
Pemanenan bertahap juga dapat dilakukan dengan menggunakan jaring khusus. Jaring yang digunakan bermata besar sehingga dapat untuk menangkap ikan yang berukuran besar saja. Sedangkan ikan yang berukuran kecil akan lolos dari mata jaring. Namun demikian cara ini tetap dapat mengakibatkan ikan kecil stress maupun mengalami kerusakan fisik yang dapat mengarah pada kematian ikan budidaya.
Pemanenan bertahap akan lebih efektif apabila dilakukan dalam petakan-petakan kolam kecil. Pemanenan kolam dilakukan secara bergiliran pada setiap kolam. Pemanenan tipe ini dapat dilakukan apabila waktu penebaran benih juga bertahap dalam jangka waktu tertentu. Keuntungan pemanenan bergilir ini selain tidak merugikan ikan lainnya juga dapat menjaga kontinuitas produksi sehingga cocok untuk usaha pembesaran komersial. Produksi yang kontinyu menjaga harga produksi ikan yang stabil.
b. Panen total
Panen total dapat dilakukan dengan cara pengeringan kolam. Pengeluaran air dibuka lebar sehingga air dalam kolam semakin habis. Pada saat air sudah mulai menipis maka ikan akan mengumpul pada daerah tertentu yang paling dalam. Pada kolam budidaya, daerah paling dalam pada kolam yang berbentuk saluran panjang disebut caren. Ikan yang mengumpul dalam caren tersebut memudahkan dalam pemanenan.
Panen total jarang dilakukan pada usaha pembesaran ikan air tawar pada umumnya. Disamping harus menunggu hasil produksi dalam waktu lama, tidak terdapat kontinuitas hasil produksi setiap bulannya. Hal ini menyulitkan berbagai industri pengolahan ikan seperti industri pengasinan, pengasapan dan pengalengan ikan yang membutuhkan pasokan ikan secara kontinyu
Panen total juga dapat berdampak pada penurunan harga jual produk. Pada saat musim panen, ikan akan melimpah sehingga penyerapan pasar tidak lagi mencukupi. Kondisi ini mengakibatkan banyak ikan hasil produksi yang tidak terjual sehingga terpaksa dijual dengan harga rendah. Penurunan harga jual ikan serta banyaknya ikan yang tidak terjual dapat merugikan pembudidaya.
PEMBESARAN IKAN LELE
Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan
1. dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas
2. padat tebar tinggi
3. teknologi budidaya relatif mudah
4. pemasarannya relatif mudah
5. modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Parameter kualitas air yan baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut:
a. Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air.
b. pH air yang ideal berkisar antara 6-9.
c. Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l.
Pembesaran lele :
1. Menebarkan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2,
2. Dibuat perlindungan bisa dari peralon
3. Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2
4. Kolam dibiarkan ± 7 (tujuh) hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami.
5. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas
6. Jumlah benih yang ditebar kurang lebih 50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.
7. Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan
8. Pakan dapat diberikan 2-3 kali sehari
9. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dibuat bentuk pellet.
10. Setelah 3 bulan pembesaran dapat mencapai berat 200 - 250 gram per ekor dengan panjang 15 - 20 cm
ANALISA USAHA PEMBESARAN LELE
Ukuran 500 meter
1. Investasi
a. Sewa lahan 1 tahun @ Rp 750.000,- = Rp 1.000.000,-
b. Persiapan kolam = Rp 500.000,-
Total Rp 1.500.000,-
1. Investasi
a. Sewa lahan 1 tahun @ Rp 750.000,- = Rp 1.000.000,-
b. Persiapan kolam = Rp 500.000,-
Total Rp 1.500.000,-
2. Biaya Tetap
a. Perbaikan kolam Rp 1.000.000,-/1 thn = Rp 1.000.000,-
b. Perbaikan saluran air = Rp 500.000,-
Total Rp 1.500.000,-
3. Biaya Variabel
a. Pakan pellet dan buatan = Rp 20.000.000,-
b. Benih ukuran 5-8 cm per 25.000 ekor @ Rp 100,- = Rp 2.500.000,-
c. Obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000,- = Rp 300.000,-
d. Alat perikanan 2 paket @ Rp 100.000,- = Rp 200.000,-
Total Rp 23.000.000,-
4. Total Biaya
Biaya Tetap + Biaya Variabel = Rp. 24.500.000,-
Total 24.500.000,-
5. Produksi 4000 kg x Rp 10.000/kg = Rp. 40.000.000,-
6. Pendapatan Produksi - (Biaya tetap + Variabel)
Rp 40.000.000,- - ( Rp 24.500.000,-) 15.500.000,-
Volume produksi = 4.000 kg
Harga produksi = Rp. 10.000,-
Harga tingkat konsumen = Rp. 13.000,-







0 komentar:
Post a Comment