Menghilang dan melambungnya harga pupuk kimia seperti Urea, TSP dan
KCl dan obat-obatan kimia dipasaran selalu terjadi setiap musim tanam
seperti saat ini, sehingga membuat kita untuk berfikir ulang akan
penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia. Menyimak perkembangan praktek
pertanian masa lalu, praktek penggunaan pupuk kimia yang berkonsentrasi
tinggi dan dengan dosis yang tinggi dalam kurun waktu yang panjang
ternyata menyebabkan terjadinya kemerosotan kesuburan tanah karena
terjadi ketimpangan hara atau kekurangan hara lain, dan semakin
merosotnya kandungan bahan organik tanah. Demikian juga halnya dengan
dampak negatip dari penggunaan pestisida ini mulai meresahkan
masyarakat, antara lain berupa pencemaran air, tanah, dan hasil
pertanian, gangguan kesehatan petani, menurunya keanekaragaman hayati.
Penggunaan
obat-obatan kimia dalam kurun yang panjang, akan berdampak pada
kepunahan musuh alami hama dan penyakit, dan kehidupan biota tanah. Hal
ini menyebabkan terjadinya ledakan hama penyakit dan degradasi biota
tanah. Bahkan saat ini residu pestisida akan menjadi faktor penentu daya
saing produk-produk pertanian yang akan memasuki pasar global. Oleh
karena itu perlu dicari pupuk dan obat-obatan yang ramah lingkungan,
sehingga aman dan tidak menjamin kelestarian sumber daya lahan kita.
Pada
awal tahun 2000, para pakar pertanian ramai membahas mengenai konsep
pertanian sehat. Namun para petani sebagai pelakunya tidak tahu apa yang
harus dikerjakan untuk mencapai pertanian sehat tersebut. Pertanian
sehat pada prinsipnya adalah sistem pertanian yang dapat mempertahankan
keberlanjutan kesuburan dan produktivitas tanah, menciptakan konservasi
tanah dan mengurangi degradasi tanah.
Konsep pertanian sehat
Prinsip
sistem pertanian sehat ini meliputi : (1) memproduksi bahan makanan
yang berkualitas tinggi (bebas dari senyawa / polutan anorganik racun)
dalam jumlah yang cukup, (2) memperbaiki dan mendukung siklus biologis
dalam usaha tani dengan memanfaatkan mikrobia, flora dan fauna tanah
serta tumbuhan dan tanaman, (3) mengelola dan meningkatkan kelestarian
kesuburan tanah, (4) meminimalkan segala bentuk kerusakan dan polusi
dalam tanah, serta (5) memanfaatkan dan menghasilkan produk pertanian
organik yang mudah dirombak dari sumber yang dapat didaur ulang
Berbagai
istilah yang sering kita dengar dalam mewujudkan pertanian sehat antara
lain seperti pertanian ramah lingkungan dan pertanian selaras dengan
alam yang pada prinsipnya sama, yaitu suatu sistem budidaya pertanian
sehat dengan masukan rendah yang akan menjamin keberlanjutan usaha
pertanian. Sistem pertanian ini bukan merupakan sistem usahatani
tradisional yang stagnan tanpa masukan input dari luar, melainkan dengan
menggunakan input luar secara arif mendasarkan pada produktivitas
tinggi jangka panjang dengan pertimbangan sosio-ekonomi, budaya dan
pemeliharaan sumber daya alam serta lingkungan secara lestari.
Upaya-upaya strategis dalam menciptakan pertanian sehat ramah
lingkungan dapat dilakukan antara lain melalui: (1) Penerapan pola
pertanian organik ramah lingkungan dalam menjaga kesuburan tanah; dan
(2) Penerapan konsep pengendalian hama terpadu.
Pertanian Ramah lingkungan
Salah
satu kunci terciptanya pertanian sehat adalah tersedianya tanah yang
sehat, sehingga akan menghasilkan pangan yang sehat yang pada gilirannya
akan menghasilkan manusia yang sehat pula. Sementara tanah yang sehat
adalah tanah subur yang produktif, yaitu yang mampu menyangga bagi
pertumbuhan tanaman dan bebas dari berbagai pencemar. Untuk itu
keberadaan bahan organik penting untuk penyediaan hara dan untuk
mempertahankan struktur tanah.
Sistem pertanian organik ini dapat
menjamin keberlanjutan usaha pertanian mengingat sistem usaha ini mapu
menjamin kelestarian kesuburan dan lingkungannya. Salah satu upaya dalam
memelihara kesuburan tanah yaitu dengan penggunaan pupuk organik, yang
mempunyai kelebihan tidak hanya meningkatkan kesuburan kimia tanah,
namun juga kesuburan fisik (struktur labih baik) dan biologi tanah serta
mengandung senyawa pengatur tumbuh. Atau dengan kata lain penggunaan
pupuk organik tidak sekedar mampu memperbaiki kesuburan saja, namun akan
menyehatkan tanah, sehingga akan menjamin terhadap kesehatan tanaman
dan hasilnya, serta akan menyehatkan manusia yang mengkomsumsinya.
Dalam
praktek penerapan sistem pertanian organik sekarang ini, masalah utama
yang sering timbul di lapangan adalah sumber bahan organik yang dapat
digunakan. Untuk itu kita harus mencari sumber bahan organik potensial
setempat, yang tersedia dan mempunyai hara tinggi. Misalnya dari: sisa
dan kotoran hewan (pupuk kandang), sisa tanaman, pupuk hijau, sampah
kota, limbah industri, dan kompos.
Dalam praktek pertanian organik
secara murni, pemupukan organik secara penuh memang sangatlah sulit,
karena jumlah unsur hara yang dikandung dalam bahan organik memang
relatif rendah, sehingga memerlukan bahan yang relatif banyak. Oleh
karena itu selain pupuk organik, penggunaan pupuk anorganik masih dapat
diberikan untuk memenuhi kebutuhan hara. Praktek penggunaan variasi
pupuk organik dengan anorganik ini, sering kita sebut sebagai
semi-organik.
Pupuk hayati
Dalam rangka
mewujudkan pertanian sehat dapat dilakukan dengan memperbaiki dan
mendukung siklus biologis dalam usaha tani dengan memanfaatkan mikrobia,
flora dan fauna tanah serta tumbuhan dan tanaman. Misalnya pada tanaman
kacang-kacangan mempunyai potensi untuk berswasembada hara nitrogen,
melaui aktivitas bakteri rizobium. Nitrogen yang digunakan berasal dari
udara, dan melalui aktivitas bakteri risobium, maka mampu menambat
nitrogen di udara untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman akan mempunyai
kemampuan menambat nitogen tersebut jika bakteri rizobium tersebut sudah
berada dalam tanah. Untuk tanah tanah yang jarang digunakan untuk
budidaya kacang-kacangan umumnya keberadaan bakteri tersebut rendah.
Untuk keperluan tersebut perlu adanya pemupukan hayati yang berupa spora
dari risobium, yang salah satu nama dagangnya legin. Nitrogen ini
dibutuhkan tanaman dalam jumlah paling banyak, sehingga jika tanaman
mampu mempu memenuhi kebutuhan nitrogen sendiri, akan menekan
pengeluaran untuk pupuk. Penggunaan legin ini tidak secara terus
menerus, jika tanaman telah efektif dalam memfiksasi nitrogen, maka
sudah tidak perlu pemupukan legin lagi. Hal ini dapat kita lihat dari
banyak sedikitnya bintil akar yang ada.
Pupuk hayati legin ini
cara penggunaanya cukup mudah, yaitu biji (misal kedelai) kita basahi
kemudian kita campur dengan legin, dan langsung kita tanam dilahan.
Karena pupuk ini merupakan bahan hidup maka baik penyimpanan maupun
penggunaan agar terhindar dari matahari langsung. Disamping bakteri
rizobium, penggunaan jamur mycoriza mampu mebantu terhadap penyerapan
hara tanah dan air. Penggunaan mycorisa ini telah banyak digunakan pada
tanaman kehutanan dan perkebunan,
Pengendalian hama terpadu
Praktek
penggunaan pestisida takterkendali akan berdampak luas, antara lain
berupa pencemaran air, tanah, dan hasil pertanian, gangguan kesehatan
petani, menurunya keanekaragaman hayati. Bahkan saat ini residu
pestisida pada hasil akan menjadi faktor penentu daya saing
produk-produk pertanian yang akan memasuki pasar global. Oleh karena
itu, dalam upaya dengan pengendalian hama dan penyakit, dapat dilakukan
dengan menggunakan pestisida biologi, varietas toleran, maupun
penggunaan agensia hayati. Sehingga pengendalian hama terpadu adalah
upaya mengendalikan tingkat populasi atau tingkat serangan organisme
terhadap tanaman dengan menggunakan dua atau lebih teknik pengendalian
dalam satu kesatuan untuk mencegah atau mengurangi kerugian secara
ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup.
Konsep pengelolaan hama
terpadu ini tidak bertujuan untuk mendapatkan suatu keadaan yang bebas
hama, tetapi untuk mengendalikan populasi hama agar kerusakan yang
terjadi selalu di bawah ambang ekonomi, lebih mementingkan penekanan
hama oleh faktor-faktor alami, misalnya menggunakan musuh alami dan
selalu didasari oleh pertimbangan ekologi. Penerapan Pengelolaan hama
terpadu secara konsekwen akan mampu menekan penggunaan pestisida kimia
sehingga tidak berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Selain itu
pendapatan petani meningkat dan kualitas hasil meningkat sehingga akan
memperoleh harga jual yang lebih tinggi. Selain itu lebih bersifat ramah
lingkungan, dan mampu menjamin keberlanjutan usaha pertanian.
Pestisida
Organik, Berbagai upaya dilakukan untuk mengganti pestisida sintetik
(kimia), salah satunya dengan mengembangkan pestisida organik terutama
untuk mengatasi masalah hama dan penyakittumbuhan pada tanaman sayuran,
buah, dan tanaman pangan. Kita yang berada di daerah tropis sangat
memungkinkan untuk mengembangkan pestisida organik, mengingat melimpah
sumberkeragaman hayati di negara kita ini. Yang termasuk pestisida
organik meliputi pestisida biologi dan pestisida nabati. Pestisida
biologi ini bahan aktifnya berupa mikrobia yang digunakan untuk
pengendalian hayati. Misalnya Bacillus thuringiensis yang mampu
mengendalikan hama jenis ulat. Tricoderma koninggi untuk mengendalikan
jamur akar karet dan layu pada cabe.
Pestisida nabati sekarang
banyak dikembangkan, yaitu pestisida yang dibuat dari bahan
tumbuh-tumbuhan atau produk tumbuhannya. Banyak tanaman yang mempunyai
potensi sebagai pestisida nabati baik dari akarnya, batangnya, daunnya,
bunganya bahkan buangan (limbah) dari produk yang telah diproses,
misalnya limbah pabrik rokok dan jamu. Para peneliti telah banyak
menguji tentang efektifitasnya antara lain daun kecubung, daun mimbo,
daun serai, daun secang, umbi bawang putih, rimpang lempuyang gajah dan
emprit dan sebagainya.
Menyadari praktek pola pembangunan
pertanian masa lalu dengan masukan tinggi (penggunaan pupuk kimia dan
obat berlebih) ternyata berdampak negatif luas pada kesehatan dan
lingkungan, maka kita perlu mengembangkan pola masukan rendah (low input
sustainable agriculture, LISA) dengan penggunaan pupuk organik, pupuk
hayati dan obat-obatan organik, yang sehat dan ramah likungan.







0 komentar:
Post a Comment